iklan atas

Wednesday, November 5, 2014

Hokor, Sebuah Cerita UntukMu

            Pada postingan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai suatu Desa terpencil, yang mungkin belum terlalu dikenal dunia. Tulisan ini sebenarnya sudah lama saya buat namun baru ada kesempatan tuk posting sekarang.

Hokor, Begitulah orang-orang menyebutnya. Desa ini punya tempat yang sangat istimewa dalam kehidupan pribadi saya. Inilah kampung halaman saya. Terletak di  bawah kaki gunung, tempat di mana birunya langit adalah karya indah Sang Maha Kuasa, lengkap dengan gumpalan awan sebagai dekorasinya. Tempat dimana kau akan menemukan hal-hal yang masih sangat natural. 



      Desa Hokor merupakan salah satu desa dari 6 desa di wilayah Kecamatan Bola yang terletak paling barat dari wilayah Kecamatan Bola.Desa Hokor terbagi atas 3 Dusun, 5 Rukun Warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga (RT). Secara topografis wilayah Desa Hokor terletak diantara lereng, bukit dan daratan dengan ketinggian ± 360 m diatas permukaan laut. Luas wilayahnya sekitar  11,95 Km². Letaknya di bawah kaki pegunungan, dengan pegunungan yang mengelilinginya di timur, utara, dan barat, bagian selatan berbatasan langsung dengan laut sawu  yang terkenal dengan pantainya yang berbatu dan ombak yang sangat tinggi.

      Desa Hokor dapat dikategorikan salah satu desa yang kaya akan sumber daya alam serta struktur tanah yang subur untuk kegiatan di bidang pertanian dan perkebunan, namun hasil pertanian dan perkebunan belum bisa menyejahterakan kehidupan masyakatnya. Hal ini dipengaruhi juga karena minimnya sarana dan prasarana desa. Jalan menuju ibukota Kecamatan dan Kabupaten merupakan jalan beraspal dengan kondisi yang telah rusak berat, sehingga sulit dilalui kendaraan. Pada musim hujan luapan air melewati badan jalan dan mengikis ruas jalan yang sudah dibangun. Di desa ini juga belum ada jaringan listrik sehingga penerangan masyarakat menggunakan lampu pelita dan sebagiannya lagi menggunakan energi listrik dari genzet. Pada awal tahun 2012 sudah terpasang lampu sehen yang menggunakan energi sel surya. Ini suatu kondisi yang sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat. 

Berikut adalah sketsa Desa Hokor :


       
      Hokor mungkin belum dikenal dunia, menggambarkan suatu peradaban masyarakat yang hidup dalam kesederhanaan dengan mata pencaharian dominan petani. Namun memiliki banyak keistimewaan yang masih tersembunyi. Nuansa hutan, gunung, bukit, laut dan pedesaan akan menghiasi perjalanan bila Anda berminat untuk datang ke desa ini. Mungkin orang belum banyak mengetahui tempat ini, namun tidak bisa dipungkiri, panorama tempat ini cukup membuat hati sejuk.

Keindahan alamnya, bisa dilihat dibawah ini :
 Gunung/Ilin Lorat : terletak di Utara Desa Hokor

Gunung/Ilin Lorat dengan awan yang menaunginya.


Tebing Raga Natar.
Yang mempunyai hobi panjat tebing silahkan mencobanya..
terbentang dari laut pohon kelapa dan pohon lontar untuk moke hokor
     Selain ini ada 'Ilin pigang' yang terletak di Barat Desa Hokor, salah satu dusun yakni Dusun Todang, terletak diatas gunung ini. Dinamakan ilin pigang (gunung piring) karena diatas puncaknya terdapat batu-batu yang menyerupai piring-piring yang disusun.



   Hokor juga terkenal dengan tarian adatnya yakni "Tarian Bebing". Tarian ini merupakan tarian perang yang sangat heroik, terlahir dari sejarah perang di masa lalu. Bebing diwariskan secara turun temurun untuk menyatakan " Kami orang Hokor telah berperang dan kami telah menang". Bagian yang paling saya suka dalam tarian ini adalah pekikan perangnya atau dalam bahasa sikka "Kahe". Berikut salah satu "Kahe" yang menggambarkan Hokor dalam bahasa adat:


"Hokor watu apar, guman gogo leron tolor. Tubu nale rebu, kota nale korak. Ponun puan helang ilin, ga ata mate gatang ata moret".
yang artinya:
"Hokor kampung berbatu, malam runtuh siang terguling, berpagar besi, bertahtakan tempurung. Asal mula jin dari gunung, melahap yang mati, menantang yang hidup"


Panglima perang atau "Hulubalang" tarian Bebin
    Jika dilihat dari kehidupan beragama, masyarakat Desa Hokor 100 % beragama Katolik maka Tempat Rohani yang ada di Desa ini yakni Gereja, Gua Maria, dan Salib Golgota. Dapat dilihat gambarnya di bawah ini: 
Gereja stasi Arnoldus Yansen Hokor àsatu-satunya tempat peribadatan di Desa Hokor
Kalvari

Gua Maria Raga Natar

Gua Maria Raga Natar
       Hubungan kekeluargaan masih sangat akrab di desa ini. Yang tak kalah indah suasananya adalah setiap Natal dan Tahun baru tiba. Semua anak kelahiran Hokor yang sedang SMP, SMA, Kuliah atau pun yang sudah bekerja dan tinggal di perantauan akan balik ke desa ini. Suasana akan betul-betul ramai. Acara jabat tangan dari rumah ke rumah, dan setiap kali masuk rumah harus mencicipi hidangan makan yang telah disediakan, tak lupa pula disajikan 'moke Hokor' (minuman khas beralkohol). Untuk menyemarakkan Natal dan Tahun Baru, anak-anak biasanya menyulut meriam bambu dengan berbagai ukuranBerikut wajah-wajah orang-orang Hokor baik orang tua, anak-anak dan muda-mudi Hokor:



         Ini hanya sebagian wajah orang Hokor yang bisa saya posting..Kesederhanaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka dan kebaikan hati mereka terpancar dari sikap mereka yang hidup dalam damai dan kekeluargaan. Meski sederhana, saya mencintai desa ini beserta keluarga, masyarakat dan kebiasaannya. Saat ini sangat merindukan mereka..
       Walaupun kebutuhan hidup membuat para orangtua bekerja membanting tulang namun dibalik itu mereka semua berjuang untuk membesarkan dan menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi dan menjadi orang yang luar biasa.  Banyak anak kelahiran Hokor yang telah berhasil. Termenung, Saya berpikir ‘Orang-orang luar biasa tidak selamanya berasal dari tempat yang luar biasa’. Kau hanya perlu berusaha, jangan pantang menyerah, selalu ada kesempatan. Tuhan punya rencana besar buatmu. Dunia akan berada dalam gengaman kita,  jika kita tahu informasi tentang dunia. Terbelakang dari segi ekonomi, tidak harus terbelakang dalam IPTEK. Kita harus percaya diri, jangan pasrah pada keadaan. “Miskin harta tapi harus kaya ilmu”. Dunia semakin berlari saat kita tak mengejarnya. Maka bertekadlah untuk mengejar dunia “Kejarlah dunia ini, maka kau akan mendapatkannya, bergeraklah ke masa depan maka dunia akan berada di tanganmu", begitulah maka kau akan sukses
      Lalu seolah-olah ada bisikan yang terdengar di telinga saya seiring berhembusnya angin sore ini "Ceritakan pada mereka tentang indahnya Hokor! Tentang kisah sekelompok anak-anak yang berani bermimpi dan punya cita-cita!”.
*-* 
(Thanks to fotografer : mohon ijin posting)

9 comments:

  1. Mantap duakin... tetap bangga jadi org hokor

    ReplyDelete
  2. thnks. iya kk, bngga jd org Hkr, jgn sampai jd kya 'kacang yg lupa kulit'.

    ReplyDelete
  3. Alur cerita yang tersusun,.dan disertai foto..keadaan alam kampung hokor,membuat orang hokor yg membaca,diperantauan ingin pulang kampung secepatnya..hehehe..like.
    Izin copas fotonya.epang gawan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. epang gawan sudah mampir di blog saya..
      iya..semoga seperti itu, org hokor yg membaca tulisan ini, mempunyai kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya.

      Delete
  4. Kemampuan bernarasi yg bagus....gali terus potensimu...goodjob duaki...
    Caritakan pada dunia bahwa hokor have something and cultural history anymore.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Epang gawan kaka..ini baru sebagian mengenai Hokor yg saya ceritakan..mai ita mogat hama2 perkenalkan Hokor pada dunia..

      Delete
  5. He.he.he..5 fotoku ikut numpang....
    Mantap duaki.....

    ReplyDelete
  6. He.he.he..5 fotoku ikut numpang....
    Mantap duaki.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. 5 foto itu yg terbaik su..kaka Heri..hehe mohon ijin posting..

      Delete

Seharian Keliling Kawasan TWAL Teluk Maumere

       Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Gugus Pulau Teluk Maumere terletak di kawasan utara Pulau Flores dan berbatasan dengan Laut Flores. Kaw...