iklan atas

Monday, August 3, 2015

TIMOR, Jejak Perjalanan Kupang- Soe - Kefa

If you’re not living the life you want, then why do you continue with the same routine ? going outside and enjoy the beauty of nature..

Perjalanan kali ini berawal dari ajakan kawan sekantor (K’Selyn) untuk menaklukan jarak Kupang – Kefa. Kawan saya ini akan melakukan perjalanan dinas ke Kefamenanu dalam rangka monitoring PNPM GSC,  maka mengajak saya tuk jadi teman seperjalanannya. Saya sendiri sudah 3 kali megunjungi Kefa, namun saat itu menggunakan mobil, mabuk selama perjalanan jadi sedikit sekali menikmati pemandangan. Dan kali ini kami berdua berencana menggunakan motor (si Kuning), alasannya untuk menghindari mabuk, juga ingin lebih leluasa menikmati keindahan alamnya. Maklum kita berdua berjiwa petualang dan pasti mabuk kalau melakukan perjalanan yang jauh menggunakan mobil dengan jalannya yang berkelok-kelok dan turun naik. Yang terakhir itu kelemahan saya, yang saya sendiri pun membencinya..
    Bertolak dari Kupang Kamis, 23 Juli 2015 pukul 4.30 sore dari arah Bundaran PU menuju Penfui sampai di Oesapa memasuki jalan Trans Timor (jalan lintas negara), dan petualangan pun dimulai. Menuju Kefamenanu, akan melewati kabupaten Kupang, Kab. TTS (Soe), lalu Kab. TTU (Kefamenanu). Memacu sepeda motor ke arah timur, memasuki wilayah Kabupaten Kupang kami singgah di Oesao, dimana di kawasan ini dijual kue cucur dan jagung muda yang direbus. Penjualnya adalah masyarakat sekitar yang memiliki lahan pertanian yang memproduksi jagung manis dan jagung pulut. Mereka akan menjajahkan pada pengguna jalan yang lewat. Lumayan buat bekal selama perjalanan.
  Tepatnya di Desa Oebelo, sekitar 20 km dari kota Kupang kita akan menemukan pondok-pondok kecil penjualan garam. Masyarakat sekitar kebanyakan merupakan petani garam, mereka memasarkan hasil olahannya dalam bentuk sokal (sejenis anyaman mirip tas kecil panjang yang bahannya dari daun lontar). Harga per-sokal Rp.10.000.
garam yang di jual per sokal
   Perjalanan berlanjut sampai di Oelmasi, daerah ini merupakan daerah perkantoran Kabupaten Kupang. Kita akan melihat bangunan perkantoran yng megah dan masih baru diantara padang rumput. Oelmasi memang sudah banyak berubah, menurut penuturan kawan-kawan dulu daerah ini merupakan semak belukar. Oelmasi semakin berkembang, saat Pemkab Kupang resmi pindah kantor di daerah ini. Namun bangunan kantor pemerintahan yang megah di Oelmasi ini kehilangan daya pikatnya, karena ada ratusan gubuk liar yang memenuhi halaman pusat perkantoran.


kantor bupati Kab.Kupang

     Melewati Camplong, ada hutan wisata dengan gua cadas dan ada kolam mata airnya, kata K' Selyn yang pernah singgah di tempat ini, tempatnya tidak terawat, jadi batal singgah di tempat ini. Memasuki kecamatan Takari, ada yang unik di daerah ini. Di depan rumah-rumah warga, di atas bale-bale tempat mereka biasa jual sayur-sayuran dan buah-buahan sekarang berubah menjadi batu-batu. Ternyata itu bongkahan batu akik yang dipilih warga disekitar daerah mereka yang kemudian dijual mentah. Demam akik masih melanda.

   Matahari semakin menurun, niat kami adalah menyaksikan sunset di Jembatan Noelmina , salah satu spot menarik yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Kupang dan Kab. Timor Tengah Selatan. Namun apalah daya, biarpun sudah memacu si Kuning dengan kecepatan tinggi, sunset telah terlewatkan saat kami tiba di jembatan ini. Kami pun beristirahat sebentar, menikmati angin malam dan warna langit dari orange berangsur-angsur gelap, bulan yang mulai tampak di langit, serta aliran air sungai Noelmina yang berkilau di timpah cahaya bulan. Bersama Si Kuning kami telah menaklukan jarak 77 km dari kota kupang. Panjang jembatan ini sekitar 240 m, yang selalu menjadi tempat persinggahan orang-orang yang menuju kota Soe. Pemandangan di tempat ini sangat menakjubkan jika di siang hari, dan itu pernah saya saksikan di perjalanan saya sebelumnya. Setelah jembatan Noelmina ini, jika anda mau jalan-jalan ke Pantai Kolbano yang terkenal dengan pasir putihnya, makan jika ketemu pertigaan, belok ke arah kanan, sekitar 40 km melalui jalan itu anda akan menemukan pantai berpasir putih.

    Semakin malam, kami pun memacu si kuning menuju kota Soe, jaraknya sekitar 32 km lagi. Jalannya berliku-liku dan sedikit mendaki. Semakin mendaki udara dingin semakim menyengat, hawa panas kupang telah tergantikan dengan hawa dingin Soe. Kami pun mencari hotel untuk menginap. Perjalanan ke Kefamenanu akan kami lanjutkan keesokan harinya. Malam harinya tidur membungkus diri dengan selimut yang tebal. Menurut saya, dinginnya Kota Soe jika dibandingkan dengan dinginnya Kota Bajawa dan Ruteng di Pulau Flores, temperatur suhunya nyaris sama.

Hotel Timor Megah tempat kami menginap

     Check out keesokan harinya Pukul 06.30, bersama si Kuning kembali berpacu meninggalkan kota Soe, melewati kabut yang tebal, hawa dingin yang menusuk, matahari pagi yang mulai muncul dengan sinarnya yang hangat. Jalanan masih sepi oleh kendaraan, jadi udaranya masih bersih. Sepanjang perjalanan anak-anak ramai berjalan kaki menuju sekolah, mereka berteriak menyapa kami, sungguh ramah. Berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu jadi kami berniat sarapan di Niki- Niki, kota kecamatan antara Soe dan Kefamenanu, jaraknya sekitar 30 km dari Soe. Dari perjalanan sebelumnya, masih saya ingat tempat pemberhentian yang ada rumah-rumah makan terletak di sebelah kiri jalan, namun karena asik bercerita, tanpa sadar Niki- Niki telah kami lewati, juga rumah-rumah makan tersebut. Jika sudah di luar Niki- Niki, maka kau tidak akan menemukan lagi warung makan di pinggir jalan. Kami pun dengan perut kosong terus menuju Kefa.


Semangat sekolah adek-adek

    Jalan menuju Kefa berkelok-kelok dan sedikit mendaki, namun tidak seekstrim jalan lintas Flores, yang sebagian besar pinggirannya berbatasan langsung dengan tebing dan jurang. Ada satu spot yang agak ekstrim yakni di Tikungan Temef. Jalannya berupa tikungan menurun- mendaki, tikungannya lumayan tajam. Ditempat ini sering sekali terjadi kecelakaan, bahkan masih terlihat police line dan bekas pembatas jalan yang rusak bekas tabrakan. Namun setelah melewati tikungan yang menurun kita akan menemukan jembatan kecil. Panjangnya mungkin sekitar 20m, namun pemandangan di kiri kanan jembatan akan membuatmu terpana. Kebanyakan orang sangat takut untuk singgah di tempat ini, selain jembatannya agak sempit, juga ada yang percaya jembatan ini ada penunggunya karena seringnya terjadi kecelakan di tikungan ini; namun kami percaya tempat ini menyimpan keindahan alam tersendiri, air sungai yang mengalir tenang di bawah jembatan, bambu - bambu hijau dari pinggir sungai sampai di tebing. Jika kau mencintai alam apa adanya, maka kau akan terpesona. Kawasan ini masih masuk wilayah kabupaten TTS. 


ini dia jembatan kecil di tikungan Temef
view di kiri jembatan
si kuning dan teman seperjalanan (K'Selyn)
view di kanan jembatan
Puas jepret-jepret di jembatan ini, kami pun melanjutkan perjalanan. Memasuki kecamatan Polen, ada view yang cukup bagus tuk dijadikan objek jepret- jepret.
Ini dia....






  Beberapa kilometer sebelum memasuki kota Kefamenanu, kita akan menjumpai lagi sebuah jembatan, yang panjangnya hampir sama dengan Jembatan Noelmina. Namun suasana di jembatan ini tidak seramai jembatan Noelmina. Viewnya juga mirip- mirip Noelmina.  


entah nama jembatannya apa.. "unknown"

    Sebelum memasuki kota Kefa, di Km 10 berdiri sebuah tugu namanya tugu Biinmafo yang menjadi ikon Kefamenanu. Dan akhirnya tepat pukul setengah 9 kami tiba di Kefa, jarak Soe- Kefa sekitar 73 km kami taklukan. Kefamenanu ini kotanya sangat kecil, bisa dikatakan kotanya diletakan di pinggir jalan raya. Kau hanya perlu menyusuri jalan utama dan itu artinya kau telah menyusuri keseluruhan kota Kefa. Hawanya tidak sedingin di Soe, panas malah. 


Tugu Biinmafo 

  Check in di Hotel Livero yang terletak di pinggir jalan raya, lalu bersiap-siap menuju Kantor BPMPD. Tugas kantor harus diselesaikan terlebih dahulu. Monitoring di kantor UPK PNPM Kabupaten TTU, dan kami pun menuju Kecamatan Miomaffo tengah, untuk meninjau langsung perkembangan program PNPM GSC di lapangan. Dimana program pemerintah satu ini berfokus pada pendidikan dan kesehatan masyarakat yang sasarannya seluruh ibu-ibu yang sedang hamil, ibu menyusui dan bayinya, anak-anak balita, serta anak-anak usia sekolah dasar dan menengah pertama. Ada 6 desa intervensi PNPM GSC di kecamatan Mianmaffo ini. Menurut penuturan fasilitator Kecamatan Mianmaffo salah satu terobosan yang mereka buat yakni pemberian PMT AS. Para kader desa dan ibu-ibu di beri pelatihan untuk meramu makanan yang mengandung gizi dan protein yang cukup. Angka gizi buruk pun telah berkurang. Puas berbincang- bincang dan bertukar informasi, kami bergegas meninggalkan kecamatan ini. Hari sudah sore, perjalanan menuju Kefa melalui jalan yang sama kami lalui tadi. Melewati Desa Nian yang terkenal dengan batu akiknya kami pun singgah di salah satu rumah warga yang menjadi pengrajin batu. Bahkan melewati desa ini kita akan menemukan ada kelompok usaha batu akik. Mereka sebelumnya  berprofesi sebagai tukang ojek, penambal ban, tukang kayu.  Usaha batu akik ini cukup menguntungkan menurut mereka, apalagi saat demam akik seperti ini. Kami pun memilih batu yang sudah di poles, 3 buah hanya dengan harga Rp. 100 rb.

    Rencananya kami mau jalan-jalan ke Gua Bitauni, terpaksa dibatalkan soalnya jaraknya sekitar 25 km kearah timur Kefamenanu dan waktu pun sudah menunjukan jam 5 sore.  Malamnya bersama seorang kawan kami mengelilingi kota Kefa, ingin melihat bagaimana kehidupan malam di sini. Tidak ada hiburan yang mencolok. Hanya ada pedagang yang mulai menjual makanan di pinggir jalan, angkot pun berhenti beroperasi  saat jam 7. Kami menuju ke taman kota namun sangat irons, tempatnya gelap sekali, lampu-lampu tamannya semuanya rusak, tidak ada yang menyala. Padahal taman kota ini ada di depan rujab bupati Kefa. Akhirnya kami memutuskan mencari makan malam, salah satu warung di pinggir jalan yang menjual ikan bakar menjadi pilihan kami. Bumbu ikannya lumayan enak.

     Sabtu, 25 Juli 2015 pagi,  back to Kupang. Untuk perjalanan pulang, kami berencana naik bis sampai di Soe, lalu lanjutkan dengan si Kuning menuju Kupang. Kami tidak langsung melakukan perjalanan dari Kefa menggunakan motor dengan pertimbangan badan masih terasa capek akibat perjalan kemarin dan juga si Kuning yang sedikit eror sehingga lumayan ekstrim melewati tikungan Temef saat hari sudah siang karena akan banyak bis- bis dan truk yang lewat. So, saya dan K’Selyn menuju ke terminal yang kebetulan tidak jauh dari hotel. Suasana terminal disini sama seperti kebanyakan, banyak anak-anak yang menjual jeruk, telur rebus, kacang telur. Bis-bis yang nongkrong di sini tujuannya kupang, dan ada bis yang menuju Atambua dan Malaka, 2 kabupaten lain setelah Kefa. Bis pun kami dapat dengan bantuan pegawai dinas perhubungan yang sedang berjaga di terminal. Si kuning pun digantung di belakang bus, bayarannya di hitung satu penumpang. Bis dari Kefa ini mengangkut apa saja, selain penumpang ada  berkarung- karung jeruk dan beras terlihat diangkut ke atas bis. Saya tidur selama perjalanan, namun saat melewat Niki-Niki, perut mulai terasa mual, sepertinya saya mulai mabuk. K'selyn juga mulai merasa pusing. Akhirnya beberapa kilometer kemudian saat bis berhenti untuk menurunkan penumpang, kami memutuskan perjalanan dengan bis cukup sampai disitu. Si kuning pun diturunkan dan kembali berpacu. Rasa sesak dan mual pun hilang setelah menghirup udara segar. 

     Tiba di Soe jam 12 siang, kami makan siang di kota ini, ternyata hawanya saat siang hari lumayan panas juga. Bersantai sedikit di kota ini, barulah kembali melanjutkan perjalanan. Si Kuning berpacu dengan kecepatan 50 km/jam, cukup untuk menikmati keindahan kota Soe, kenapa harus terburu-buru. Keluar dari kota Soe, kita akan menemukan lapak penjualan jeruk, mangga, sirsak dan buah-buahan lain. Juga ada ubi tatas yang dijual.  
lapak penjualan jeruk dan ubi tatas
    Saat pulang ini jalan yang kita tempuh kebanyakan menurunnya. Tak lupa singgah di bukit yang menyajikan landscape pulau Timor, kemarin tidak bisa singgah di tempat ini karena sudah gelap. Jika kalian melakukan perjalanan ke Soe, maka janganlah lupa untuk singgah di tempat ini, dijamin tidak mengecewakan. Dan disinilah kami bertemu dengan pejalan lainnya. Dua orang cowok yang juga dengan motor melakukan perjalan dari Soe menuju Kupang, jadilah mereka teman seperjalanan kami. Prinsip kami, saat kau bepergian ke tempat baru seperti ini, kau harus banyak berkenalan dengan orang- orang, itu yang kami berdua lakukan. Bisa berbagi informasi dengan mereka, atau mungkin mereka akan jadi penunjuk jalanmu, bahkan bisa dimintai tolong untuk mengambil gambar.

landscape pulau Timor,, thanks buat yang ambil gambar ini.


jgn salah fokus, ada om bule lg jepret2 di belakang

hasil jepretan teman baru kami..hehe

    Kami pun janji untuk berhenti di Jembatan Noelmina, hanya ingin mengambil gambar di siang hari. Dan siang hari seperti ini, suasana di jembatan ini sangat ramai. Noelmina mungkin tidak semegah Ampera, Suramadu, atau jembatan besar lainnya di Indonesia, tapi view yang bisa kau nikmati diatas jembatan ini tidak akan mengecewakanmu. Suatu pemandangan baru di jembatan ini yakni sudah ada anak-anak kecil yang mulai menjajahkan keripik dan air mineral. Saat kendaraan- kendaraan lewat, goyangan jembatan sangat terasa. Saya tidak tahu apakah ini tergolong aman atau tidak, semoga pemerintah tetap memperhatikan pemeliharaan jembatan ini, menghindari dari segala macam kemungkinan runtuhnya jembatan.

gantian berpose, K' Selyn  di Noelmina di Siang hari
    Spot selanjutnya yang ingin kami singgahi adalah air terjun Oesusu. Menurut new friends kami, mereka pun belum pernah kesana namun dari penuturan katanya bagus. Terletak di Desa Oesusu, yang ada di kec. Takari, ada air terjun yang tersembunyi di dalam hutan, di mana wilayah ini masuk balai pelatihan kehutanan. Jalan masuknya berupa setapak alami, yang diperkuat sisinya memakai batu. Karena minimnya informasi di pintu gerbang mengenai berapa kilometer jauhnya jalan masuk sampai air terjun, kami tidak mengambil risiko memasuki kawasan tersebut. Bagi anda yang berminat, masuk dan susuri jalan itu dengan berjalan kaki, tidak bisa dilalui dengan motor, entah bagaimana pemandangan yang akan anda temukan, who knows ? mungkin indah?? Seandainya pos jaganya tidak dibangun di dalam hutan melainkan di pintu masuknya, pasti bisa ditanyai sehingga pengunjung tidak blank mengenai tempat wisata ini. Jadilah kami  beristirahat di lopo pintu masuk sambil bertukar cerita.


pintu masuk airterjun oesusu , pose bersama new friends

lopo di pintu masuk

    Mengenai lopo, itu adalah bangunan adat di Timor, merupakan rumah bulat tak berdinding, biasanya di bangun di depan rumah utama atau disamping kanan kirinya. Selain Lopo, selama perjalanan masih banyak dijumpai rumah bulat, dimana kebanyakan masyarakat Timor masih mempertahankan bangunan tradisional satu ini. Ini contoh rumah bulat ..


rumah bulat

   Singkat cerita kami berpisah dengan new friends kami disini. Dan barulah teringat lupa menanyakan nama mereka. hahaha.. benar- benar kacau, ngobrol akrab, ngobrol banyak sana sini namun tidak pernah menanyakan nama. Sisa perjalanan saya dan K’Selyn mengobrol asyik membandingkan tempat yang satu dengan yang lain, mana yang lebih indah. Melewati rimbunnya pepohonan hutan, menyaksikan sakura- sakura timor yang berbunga saat musim kemarau seperti ini. Penasaran kan, kok bisa ada sakura di tanah Timor.. hehehe… jangan tertipu, yang saya maksud dengan sakura adalah pohon gamal (latin: Gliricidia Sepium) yang kebetulan sedang berbunga dan semua daunnya telah gugur.   Terlihat indah karena mereka bersamaan berbunga dan berjejer sepanjang kiri - kanan jalan. Pohon gamal banyak ditanam di pinggir jalan sebagai pagar juga karena cocok dengan daerah timor yang kering. Kesegaran Kelapa muda kami nikmati di Takari. Tidak lupa singgah di Oebelo untuk membeli garam, dan di Oesapa membeli sayur- sayuran, dengan harga murah bisa dapat banyak..


Sekilas mmirip Sakura kan..

   Memasuki Kota kupang waktu menunjukan pukul 5 sore, dan berakhirlah perjalanan kami menjelajah tanah Timor … back to routine. Total jarak Kupang Kefa yang kami tempuh 197 km, normalnya dapat ditempuh dalam 5 – 5 setengah jam. Namun bagi kami bukan masalah seberapa cepat kami menaklukan jarak ini, tapi seberapa banyak kami menikmati keindahan alamnya, tidak terburu- buru karena waktu tidak menjadi masalah. Perjalanan nekad kami, perjalanan dua wanita petualang, perjalanan dua wanita bersama si kuning untuk menghindari mabuk..hahaha.. telah meninggalkan banyak kesan mendalam, dan telah terekam di memory saya. Trimakasih K'Selyn telah berbagi banyak pengalaman dengan saya.
Bae sonde bae, Tanah Timor lebe bae..

Lihat juga TIMOR, Kisah di Tanah Kupang


2 comments:

  1. MAAF NUMPANG PROMOSI JUAL BONGKAHAN BATU BACAN DARI MALUKU UTARA,BACAN DOKO DAN PALAMEA (TERNATE DAN HALMAHERA) DI JAMING 100% KEASLIANNYA (Uang kembali kalau bukan batu bacan asli dari maluku utara)

    Daftar harga sebagai berikut;
    ✿ BACAN DOKO DARI TERNATE (Maluku Utara)
    -Berat 1 Ons Rp 500 Ribu
    -Berat 5 Ons Rp 1 Juta 250 Ribu
    -Berat 1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu
    -Berat 2 Kg Rp 4 Juta 200 Ribu
    -Berat 2 Kg Rp 4 Juta
    -Berat 5 Kg Rp 7 Juta
    -Berat 10 Kg Rp 10 Juta
    -Berat 15 Kg Rp 12 Juta
    -Harga masih bisa nego dikit mass,setiap pembelian perkilo dapat bonus 1permata batu bacan.

    ✿ Kondisi bahan ;
    – Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis
    – Bahan tua (galian lama)
    – Hasil tambang sendiri
    – Bukan bacan rawatan,tapi murni hasil alam
    – Kualitas super kristal, sudah tembus
    – Sudah tembus
    – Beberapa titik sudah ada yang kristal
    – Bahan keras dan padat
    – Siap gosok poles
    – Daging utuh, tanpa kapur
    – Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak
    – Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik agar tidak ada dusta diantara kita

    Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
    Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
    Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung Hubungi No.HP
    081230276652
    PIN BB : 2ABA93A1

    #.stock terbatas
    Siapa cepat dia dapat
    Bagi yg merasa sudah minat dan ingin transaksi pembelian dengan kami,
    Adapun cara yg kami sediakan:COD bisa silahkan datang ke alamat saya di daerah Halmahera selatan
    Alamat:Jl.Rawabadak rt 004 rw 007,desa amasing kota utara kec.Bacan,halmahera selatan maluku utara,dan bagi peminat batu bacan di luar kota bisa kami kirim melalui jasa pengiriman seperti:JNE/TIKI/KANTOR POS,
    *Bagi peminat luar kota silahkan dikirim fotmat pemesanang sebagai berikut:
    -Nama Lengkap
    -Alamat lengkap
    -No HP(Hendpoon) yang selalu aktif
    -Jika sudah di isi formatnya silahkan CALL/SMS di nmr sebagai berikut:
    HP .081230276652
    PIN. 2ABA93A1
    jika barang sudah kami kirim,kami berikan no.resi pengiriman barang yang anda pesan,dan kami sengaja melayani pembelian luar kota ,kami ingin cari rekan bisnis jual bongkahan batu bacan di luar kota dan siapa tau ada yang minat hubungi kami terimah kasih.Assalamu Alaikum# HATI HATI PENIPUAN

    ReplyDelete
  2. Kak mau tanya kalau dari bandara eltari kupang ke kefamenanu berapa kira2 biayanya jika naik kendaraan umum dan gmn alurny? Thanks kak

    ReplyDelete

Seharian Keliling Kawasan TWAL Teluk Maumere

       Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Gugus Pulau Teluk Maumere terletak di kawasan utara Pulau Flores dan berbatasan dengan Laut Flores. Kaw...