Pada postingan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai suatu
Desa terpencil, yang mungkin belum terlalu dikenal dunia. Tulisan ini
sebenarnya sudah lama saya buat namun baru ada kesempatan tuk posting sekarang.
Hokor, Begitulah orang-orang menyebutnya. Desa ini punya tempat yang sangat istimewa dalam
kehidupan pribadi saya. Inilah kampung halaman saya. Terletak di bawah kaki gunung, tempat di mana birunya langit adalah karya indah Sang Maha
Kuasa, lengkap dengan gumpalan awan sebagai dekorasinya. Tempat dimana kau akan
menemukan hal-hal yang masih sangat natural.
Desa Hokor merupakan
salah satu desa dari 6 desa di wilayah Kecamatan Bola yang terletak paling
barat dari wilayah Kecamatan Bola.Desa Hokor terbagi atas 3 Dusun, 5 Rukun
Warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga (RT). Secara
topografis wilayah Desa Hokor terletak diantara lereng, bukit dan daratan
dengan ketinggian ± 360 m diatas permukaan laut. Luas wilayahnya sekitar 11,95 Km². Letaknya di bawah kaki pegunungan,
dengan pegunungan yang mengelilinginya di timur, utara, dan barat, bagian
selatan berbatasan langsung dengan laut sawu yang terkenal dengan pantainya yang
berbatu dan ombak yang sangat tinggi.
Desa Hokor dapat dikategorikan salah
satu desa yang kaya akan sumber daya alam serta struktur tanah yang subur untuk
kegiatan di bidang pertanian dan perkebunan, namun hasil pertanian dan
perkebunan belum bisa menyejahterakan kehidupan masyakatnya. Hal ini dipengaruhi
juga karena minimnya sarana dan prasarana desa. Jalan menuju ibukota Kecamatan
dan Kabupaten merupakan jalan beraspal dengan kondisi yang telah rusak berat,
sehingga sulit dilalui kendaraan. Pada musim hujan luapan air melewati badan
jalan dan mengikis ruas jalan yang sudah dibangun. Di desa ini juga belum ada
jaringan listrik sehingga penerangan masyarakat menggunakan lampu pelita dan
sebagiannya lagi menggunakan energi listrik dari genzet. Pada awal tahun 2012
sudah terpasang lampu sehen yang menggunakan energi sel surya. Ini suatu
kondisi yang sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat.
Berikut adalah sketsa Desa Hokor :
Hokor
mungkin belum dikenal dunia, menggambarkan suatu peradaban masyarakat yang
hidup dalam kesederhanaan dengan mata pencaharian dominan petani. Namun
memiliki banyak keistimewaan yang masih tersembunyi. Nuansa
hutan, gunung, bukit, laut dan pedesaan akan menghiasi perjalanan bila Anda
berminat untuk datang ke desa ini. Mungkin orang belum banyak mengetahui tempat ini, namun tidak bisa
dipungkiri, panorama tempat ini cukup membuat hati sejuk.
Gunung/Ilin Lorat dengan awan yang menaunginya. |
terbentang dari laut pohon kelapa dan pohon lontar untuk moke hokor |
Hokor juga terkenal dengan tarian adatnya yakni "Tarian Bebing". Tarian ini merupakan tarian perang yang sangat heroik, terlahir dari sejarah perang di masa lalu. Bebing diwariskan secara turun temurun untuk menyatakan " Kami orang Hokor telah berperang dan kami telah menang". Bagian yang paling saya suka dalam tarian ini adalah pekikan perangnya atau dalam bahasa sikka "Kahe". Berikut salah satu "Kahe" yang menggambarkan Hokor dalam bahasa adat:
"Hokor watu apar, guman gogo leron tolor. Tubu nale rebu, kota nale korak. Ponun puan helang ilin, ga ata mate gatang ata moret".
yang artinya:
"Hokor kampung berbatu, malam runtuh siang terguling, berpagar besi, bertahtakan tempurung. Asal mula jin dari gunung, melahap yang mati, menantang yang hidup"
Panglima perang atau "Hulubalang" tarian Bebin |
Gua Maria Raga Natar |
Ini hanya sebagian wajah orang Hokor yang bisa saya posting..
Walaupun kebutuhan hidup membuat para orangtua bekerja membanting tulang namun
dibalik itu mereka semua berjuang untuk membesarkan dan menyekolahkan
anak-anaknya sampai perguruan tinggi dan menjadi orang yang luar biasa.
Banyak anak kelahiran Hokor yang telah berhasil. Termenung, Saya berpikir ‘Orang-orang luar biasa tidak selamanya berasal dari tempat yang
luar biasa’. Kau hanya perlu berusaha, jangan pantang menyerah, selalu ada kesempatan. Tuhan punya
rencana besar buatmu. Dunia akan berada dalam gengaman kita, jika kita tahu informasi
tentang dunia. Terbelakang dari segi ekonomi, tidak harus terbelakang dalam IPTEK.
Kita harus percaya diri, jangan pasrah pada keadaan. “Miskin harta tapi harus
kaya ilmu”. Dunia semakin berlari saat kita tak mengejarnya. Maka bertekadlah untuk mengejar dunia “Kejarlah dunia ini, maka kau akan
mendapatkannya, bergeraklah ke masa depan maka dunia akan berada di tanganmu", begitulah maka kau akan sukses.
Lalu seolah-olah ada bisikan yang terdengar di telinga saya seiring berhembusnya
angin sore ini "Ceritakan pada mereka
tentang indahnya Hokor! Tentang kisah sekelompok anak-anak yang berani bermimpi
dan punya cita-cita!”.
*-*
(Thanks to fotografer : mohon ijin posting)
Mantap duakin... tetap bangga jadi org hokor
ReplyDeletethnks. iya kk, bngga jd org Hkr, jgn sampai jd kya 'kacang yg lupa kulit'.
ReplyDeleteAlur cerita yang tersusun,.dan disertai foto..keadaan alam kampung hokor,membuat orang hokor yg membaca,diperantauan ingin pulang kampung secepatnya..hehehe..like.
ReplyDeleteIzin copas fotonya.epang gawan.
epang gawan sudah mampir di blog saya..
Deleteiya..semoga seperti itu, org hokor yg membaca tulisan ini, mempunyai kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya.
Kemampuan bernarasi yg bagus....gali terus potensimu...goodjob duaki...
ReplyDeleteCaritakan pada dunia bahwa hokor have something and cultural history anymore.....
Epang gawan kaka..ini baru sebagian mengenai Hokor yg saya ceritakan..mai ita mogat hama2 perkenalkan Hokor pada dunia..
DeleteHe.he.he..5 fotoku ikut numpang....
ReplyDeleteMantap duaki.....
He.he.he..5 fotoku ikut numpang....
ReplyDeleteMantap duaki.....
5 foto itu yg terbaik su..kaka Heri..hehe mohon ijin posting..
Delete