If you’re not living the life you want, then why do you
continue with the same routine ? going outside and enjoy the beauty of nature..
Perjalanan kali ini berawal dari ajakan kawan sekantor (K’Selyn) untuk menaklukan jarak Kupang – Kefa. Kawan saya ini akan melakukan perjalanan dinas ke Kefamenanu dalam rangka monitoring PNPM GSC, maka mengajak saya tuk jadi teman seperjalanannya. Saya
sendiri sudah 3 kali megunjungi Kefa, namun saat itu menggunakan mobil, mabuk
selama perjalanan jadi sedikit sekali menikmati pemandangan. Dan kali ini kami
berdua berencana menggunakan motor (si Kuning), alasannya untuk menghindari
mabuk, juga ingin lebih leluasa menikmati keindahan alamnya. Maklum kita berdua
berjiwa petualang dan pasti mabuk kalau melakukan
perjalanan yang jauh menggunakan mobil dengan jalannya yang berkelok-kelok
dan turun naik. Yang terakhir itu kelemahan saya, yang saya sendiri pun
membencinya..
Bertolak dari Kupang Kamis, 23 Juli 2015 pukul 4.30 sore dari arah
Bundaran PU menuju Penfui sampai di Oesapa memasuki jalan Trans Timor (jalan lintas
negara), dan petualangan pun dimulai. Menuju Kefamenanu, akan melewati kabupaten
Kupang, Kab. TTS (Soe), lalu Kab. TTU (Kefamenanu). Memacu sepeda motor ke arah timur, memasuki wilayah Kabupaten
Kupang kami singgah di Oesao, dimana di kawasan ini dijual kue cucur dan jagung muda yang
direbus. Penjualnya adalah masyarakat sekitar yang memiliki lahan pertanian yang memproduksi jagung manis dan jagung pulut. Mereka
akan menjajahkan pada pengguna jalan yang lewat. Lumayan buat bekal selama
perjalanan.
Tepatnya di Desa Oebelo, sekitar 20 km dari kota Kupang
kita akan menemukan pondok-pondok kecil penjualan garam. Masyarakat sekitar
kebanyakan merupakan petani garam, mereka memasarkan hasil olahannya dalam
bentuk sokal (sejenis anyaman mirip tas kecil panjang yang bahannya dari daun
lontar). Harga per-sokal Rp.10.000.
|
garam yang di jual per sokal |
Perjalanan berlanjut sampai di Oelmasi, daerah ini merupakan
daerah perkantoran Kabupaten Kupang. Kita akan melihat bangunan perkantoran yng
megah dan masih baru diantara padang rumput. Oelmasi memang sudah banyak
berubah, menurut penuturan kawan-kawan dulu daerah ini merupakan semak belukar.
Oelmasi semakin berkembang, saat Pemkab Kupang resmi
pindah kantor di daerah ini. Namun bangunan kantor pemerintahan yang megah di
Oelmasi ini kehilangan daya pikatnya, karena ada ratusan gubuk liar yang
memenuhi halaman pusat perkantoran.
|
kantor bupati Kab.Kupang |
Melewati Camplong, ada hutan wisata dengan gua cadas dan ada kolam
mata airnya, kata K' Selyn yang pernah singgah di tempat ini, tempatnya tidak terawat, jadi batal singgah di tempat ini. Memasuki kecamatan Takari, ada yang
unik di daerah ini. Di depan rumah-rumah warga, di atas bale-bale tempat mereka biasa jual sayur-sayuran dan buah-buahan
sekarang berubah menjadi batu-batu. Ternyata itu bongkahan batu akik yang
dipilih warga disekitar daerah mereka yang kemudian dijual mentah. Demam akik
masih melanda.
Matahari semakin menurun, niat kami adalah menyaksikan
sunset di Jembatan Noelmina , salah satu spot menarik yang menjadi perbatasan
antara Kabupaten Kupang dan Kab. Timor Tengah Selatan. Namun apalah daya,
biarpun sudah memacu si Kuning dengan kecepatan tinggi, sunset telah terlewatkan
saat kami tiba di jembatan ini. Kami pun beristirahat sebentar, menikmati angin
malam dan warna langit dari orange berangsur-angsur gelap, bulan yang mulai
tampak di langit, serta aliran air sungai Noelmina yang berkilau di timpah
cahaya bulan. Bersama Si Kuning kami telah menaklukan jarak 77 km dari kota
kupang. Panjang jembatan ini sekitar 240 m, yang selalu menjadi tempat
persinggahan orang-orang yang menuju kota Soe. Pemandangan di tempat ini sangat
menakjubkan jika di siang hari, dan itu pernah saya saksikan di perjalanan saya
sebelumnya. Setelah jembatan Noelmina ini, jika anda mau
jalan-jalan ke Pantai Kolbano yang terkenal dengan pasir putihnya, makan jika ketemu pertigaan, belok ke arah kanan, sekitar 40 km melalui jalan itu anda akan menemukan pantai berpasir putih.
Semakin malam, kami pun memacu si kuning menuju kota
Soe, jaraknya sekitar 32 km lagi. Jalannya berliku-liku dan sedikit mendaki.
Semakin mendaki udara dingin semakim menyengat, hawa panas kupang telah tergantikan
dengan hawa dingin Soe. Kami pun mencari hotel untuk menginap. Perjalanan ke
Kefamenanu akan kami lanjutkan keesokan harinya. Malam harinya tidur membungkus diri
dengan selimut yang tebal. Menurut saya, dinginnya Kota Soe jika
dibandingkan dengan dinginnya Kota Bajawa dan Ruteng di Pulau Flores,
temperatur suhunya nyaris sama.
|
Hotel Timor Megah tempat kami menginap |
Check out keesokan harinya Pukul 06.30, bersama si Kuning
kembali berpacu meninggalkan kota Soe, melewati kabut yang tebal, hawa dingin
yang menusuk, matahari pagi yang mulai muncul dengan sinarnya yang hangat.
Jalanan masih sepi oleh kendaraan, jadi udaranya masih bersih. Sepanjang perjalanan anak-anak ramai berjalan kaki menuju
sekolah, mereka berteriak menyapa kami, sungguh ramah. Berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu jadi kami berniat sarapan di Niki- Niki, kota kecamatan antara Soe dan Kefamenanu, jaraknya
sekitar 30 km dari Soe. Dari perjalanan sebelumnya, masih saya ingat tempat pemberhentian yang ada
rumah-rumah makan terletak di sebelah kiri jalan, namun karena asik bercerita, tanpa
sadar Niki- Niki telah kami lewati, juga rumah-rumah makan tersebut. Jika sudah di luar Niki- Niki, maka kau tidak akan menemukan lagi warung makan di
pinggir jalan. Kami pun dengan perut kosong terus menuju Kefa.
|
Semangat sekolah adek-adek |
Jalan menuju Kefa berkelok-kelok dan sedikit mendaki,
namun tidak seekstrim jalan lintas Flores, yang sebagian besar
pinggirannya berbatasan langsung dengan tebing dan jurang. Ada satu spot yang
agak ekstrim yakni di Tikungan Temef. Jalannya berupa tikungan menurun- mendaki,
tikungannya lumayan tajam. Ditempat ini sering sekali terjadi kecelakaan, bahkan
masih terlihat police line dan bekas pembatas jalan yang rusak bekas tabrakan.
Namun setelah melewati tikungan yang menurun kita akan menemukan jembatan kecil. Panjangnya
mungkin sekitar 20m, namun pemandangan di kiri kanan jembatan akan membuatmu
terpana. Kebanyakan orang sangat takut untuk singgah di tempat ini, selain
jembatannya agak sempit, juga ada yang percaya jembatan ini ada penunggunya
karena seringnya terjadi kecelakan di tikungan ini; namun kami percaya tempat
ini menyimpan keindahan alam tersendiri, air sungai yang mengalir tenang di
bawah jembatan, bambu - bambu hijau dari pinggir sungai sampai di tebing. Jika kau
mencintai alam apa adanya, maka kau akan terpesona. Kawasan ini masih masuk wilayah kabupaten TTS.
|
ini dia jembatan kecil di tikungan Temef |
|
view di kiri jembatan |
|
si kuning dan teman seperjalanan (K'Selyn) |
|
view di kanan jembatan |
Puas jepret-jepret di jembatan ini, kami pun melanjutkan perjalanan. Memasuki kecamatan Polen, ada view yang cukup bagus tuk dijadikan objek jepret- jepret.
Ini dia....
Beberapa kilometer sebelum memasuki kota Kefamenanu, kita akan menjumpai
lagi sebuah jembatan, yang panjangnya hampir sama dengan Jembatan Noelmina.
Namun suasana di jembatan
ini tidak seramai jembatan Noelmina. Viewnya juga mirip- mirip Noelmina.
|
entah nama jembatannya apa.. "unknown" |
Sebelum memasuki kota Kefa, di Km 10 berdiri sebuah tugu namanya tugu
Biinmafo yang menjadi ikon Kefamenanu. Dan akhirnya tepat pukul setengah 9 kami tiba di Kefa, jarak Soe- Kefa sekitar 73 km kami taklukan. Kefamenanu ini kotanya sangat kecil, bisa dikatakan
kotanya diletakan di pinggir jalan raya. Kau hanya perlu menyusuri jalan utama
dan itu artinya kau telah menyusuri keseluruhan kota Kefa. Hawanya tidak
sedingin di Soe, panas malah.
|
Tugu Biinmafo |
Check in di Hotel Livero yang terletak di
pinggir jalan raya, lalu bersiap-siap menuju Kantor BPMPD. Tugas kantor
harus diselesaikan terlebih dahulu. Monitoring di kantor UPK PNPM Kabupaten TTU, dan kami
pun menuju Kecamatan Miomaffo tengah, untuk meninjau langsung perkembangan
program PNPM GSC di lapangan. Dimana program pemerintah satu ini berfokus pada
pendidikan dan kesehatan masyarakat yang sasarannya seluruh ibu-ibu yang
sedang hamil, ibu menyusui dan bayinya, anak-anak balita, serta anak-anak usia
sekolah dasar dan menengah pertama. Ada 6 desa intervensi PNPM GSC di kecamatan
Mianmaffo ini. Menurut penuturan fasilitator Kecamatan Mianmaffo salah satu
terobosan yang mereka buat yakni pemberian PMT AS. Para kader desa dan ibu-ibu
di beri pelatihan untuk meramu makanan yang mengandung gizi dan protein yang
cukup. Angka gizi buruk pun telah berkurang. Puas berbincang- bincang dan bertukar informasi, kami
bergegas meninggalkan kecamatan ini. Hari sudah sore, perjalanan menuju Kefa
melalui jalan yang sama kami lalui tadi. Melewati Desa Nian yang terkenal
dengan batu akiknya kami pun singgah di salah satu rumah warga yang
menjadi pengrajin batu. Bahkan melewati desa ini kita akan menemukan ada
kelompok usaha batu akik. Mereka sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek, penambal ban,
tukang kayu. Usaha batu akik ini cukup
menguntungkan menurut mereka, apalagi saat demam akik seperti ini. Kami pun
memilih batu yang sudah di poles, 3 buah hanya dengan harga Rp. 100 rb.
Rencananya kami mau jalan-jalan ke Gua Bitauni, terpaksa dibatalkan soalnya
jaraknya sekitar 25 km kearah timur Kefamenanu dan waktu pun sudah menunjukan
jam 5 sore. Malamnya bersama seorang
kawan kami mengelilingi kota Kefa, ingin melihat bagaimana kehidupan malam di
sini. Tidak ada hiburan yang mencolok. Hanya ada pedagang yang mulai menjual
makanan di pinggir jalan, angkot pun berhenti beroperasi saat jam 7.
Kami menuju ke taman kota namun sangat irons, tempatnya gelap sekali,
lampu-lampu tamannya semuanya rusak, tidak ada yang menyala. Padahal taman kota
ini ada di depan rujab bupati Kefa. Akhirnya kami memutuskan mencari makan
malam, salah satu warung di pinggir jalan yang menjual ikan bakar menjadi
pilihan kami. Bumbu ikannya lumayan enak.
Sabtu, 25 Juli 2015 pagi, back to Kupang. Untuk perjalanan pulang, kami berencana naik bis sampai di Soe, lalu
lanjutkan dengan si Kuning menuju Kupang. Kami tidak langsung melakukan
perjalanan dari Kefa menggunakan motor dengan pertimbangan badan masih terasa
capek akibat perjalan kemarin dan juga si Kuning yang sedikit eror sehingga lumayan ekstrim melewati tikungan Temef
saat hari sudah siang karena akan banyak bis- bis dan truk yang lewat. So, saya dan K’Selyn menuju ke terminal yang kebetulan
tidak jauh dari hotel. Suasana terminal disini sama seperti kebanyakan, banyak
anak-anak yang menjual jeruk, telur rebus, kacang telur. Bis-bis yang
nongkrong di sini tujuannya kupang, dan ada bis yang menuju Atambua dan Malaka, 2 kabupaten lain setelah Kefa. Bis pun kami dapat dengan bantuan pegawai dinas
perhubungan yang sedang berjaga di terminal. Si kuning pun digantung di belakang bus,
bayarannya di hitung satu penumpang. Bis dari Kefa ini mengangkut apa saja,
selain penumpang ada berkarung- karung
jeruk dan beras terlihat diangkut ke
atas bis. Saya tidur selama perjalanan, namun saat melewat Niki-Niki, perut
mulai terasa mual, sepertinya saya mulai mabuk. K'selyn juga mulai merasa pusing. Akhirnya beberapa kilometer
kemudian saat bis berhenti untuk menurunkan penumpang, kami memutuskan perjalanan dengan bis cukup sampai disitu. Si kuning pun diturunkan dan
kembali berpacu. Rasa sesak dan mual pun hilang setelah
menghirup udara segar.
Tiba di Soe jam 12 siang, kami makan siang di kota ini, ternyata hawanya saat siang hari lumayan panas juga. Bersantai sedikit di kota ini, barulah kembali melanjutkan perjalanan. Si Kuning
berpacu dengan kecepatan 50 km/jam, cukup untuk menikmati keindahan kota Soe, kenapa harus terburu-buru. Keluar dari kota Soe, kita akan menemukan lapak
penjualan jeruk, mangga, sirsak dan buah-buahan lain. Juga ada ubi tatas yang
dijual.
|
lapak penjualan jeruk dan ubi tatas |
Saat pulang ini jalan yang kita tempuh kebanyakan menurunnya. Tak lupa singgah di bukit yang menyajikan landscape pulau Timor, kemarin tidak bisa singgah di tempat ini karena sudah gelap. Jika kalian melakukan perjalanan ke Soe, maka janganlah lupa untuk singgah di tempat ini, dijamin tidak mengecewakan. Dan disinilah kami bertemu dengan pejalan lainnya. Dua orang cowok yang juga dengan motor melakukan perjalan dari Soe menuju Kupang, jadilah mereka teman seperjalanan kami. Prinsip kami, saat kau bepergian ke tempat baru seperti ini, kau harus banyak berkenalan dengan orang- orang, itu yang kami berdua lakukan. Bisa berbagi informasi dengan mereka, atau mungkin mereka akan jadi penunjuk jalanmu, bahkan bisa dimintai tolong untuk mengambil gambar.
|
landscape pulau Timor,, thanks buat yang ambil gambar ini. |
|
jgn salah fokus, ada om bule lg jepret2 di belakang |
|
hasil jepretan teman baru kami..hehe |
Kami pun janji untuk berhenti di Jembatan Noelmina,
hanya ingin mengambil gambar di siang hari. Dan siang hari seperti ini, suasana di jembatan ini sangat ramai. Noelmina mungkin tidak semegah Ampera, Suramadu, atau jembatan besar lainnya di Indonesia, tapi view yang bisa kau nikmati diatas jembatan ini tidak akan mengecewakanmu. Suatu pemandangan baru di jembatan ini yakni sudah ada
anak-anak kecil yang mulai menjajahkan keripik dan air mineral. Saat kendaraan-
kendaraan lewat, goyangan jembatan sangat terasa. Saya tidak tahu apakah ini tergolong aman atau tidak, semoga pemerintah
tetap memperhatikan pemeliharaan jembatan ini, menghindari dari segala macam
kemungkinan runtuhnya jembatan.
|
gantian berpose, K' Selyn di Noelmina di Siang hari |
Spot selanjutnya yang ingin kami singgahi adalah air
terjun Oesusu. Menurut new friends kami, mereka pun belum pernah kesana namun
dari penuturan katanya bagus. Terletak di Desa Oesusu, yang ada di kec. Takari, ada air terjun yang tersembunyi di dalam hutan,
di mana wilayah ini masuk balai pelatihan kehutanan. Jalan masuknya berupa setapak alami, yang
diperkuat sisinya memakai batu. Karena minimnya informasi di pintu gerbang mengenai
berapa kilometer jauhnya jalan masuk sampai air terjun, kami tidak mengambil
risiko memasuki kawasan tersebut. Bagi anda yang berminat, masuk dan susuri jalan itu
dengan berjalan kaki, tidak bisa dilalui dengan motor, entah bagaimana pemandangan yang akan anda
temukan, who knows ? mungkin indah?? Seandainya pos jaganya tidak dibangun di
dalam hutan melainkan di pintu masuknya, pasti bisa ditanyai sehingga
pengunjung tidak blank mengenai tempat wisata ini. Jadilah kami beristirahat di lopo pintu masuk sambil bertukar cerita.
|
pintu masuk airterjun oesusu , pose bersama new friends |
|
lopo di pintu masuk |
Mengenai lopo, itu adalah bangunan adat di Timor,
merupakan rumah bulat tak berdinding, biasanya di bangun di depan rumah utama
atau disamping kanan kirinya. Selain Lopo, selama perjalanan masih banyak
dijumpai rumah bulat, dimana kebanyakan masyarakat Timor masih mempertahankan
bangunan tradisional satu ini. Ini contoh rumah bulat ..
|
rumah bulat |
Singkat cerita kami berpisah dengan new friends
kami disini. Dan barulah teringat lupa menanyakan nama mereka. hahaha.. benar- benar kacau, ngobrol akrab, ngobrol banyak sana sini namun tidak pernah menanyakan nama. Sisa perjalanan saya dan K’Selyn mengobrol
asyik membandingkan tempat yang satu dengan yang lain, mana yang lebih indah. Melewati
rimbunnya pepohonan hutan, menyaksikan sakura- sakura timor yang berbunga saat
musim kemarau seperti ini. Penasaran kan, kok bisa ada sakura di tanah Timor..
hehehe… jangan tertipu, yang saya maksud dengan sakura adalah pohon gamal
(latin: Gliricidia Sepium) yang kebetulan sedang berbunga dan semua
daunnya telah gugur. Terlihat indah karena mereka bersamaan
berbunga dan berjejer sepanjang kiri - kanan jalan. Pohon gamal banyak ditanam
di pinggir jalan sebagai pagar juga karena cocok dengan daerah timor yang
kering. Kesegaran Kelapa muda kami nikmati di Takari. Tidak lupa singgah di
Oebelo untuk membeli garam, dan di Oesapa membeli sayur- sayuran, dengan harga
murah bisa dapat banyak..
|
Sekilas mmirip Sakura kan.. |
Memasuki Kota kupang waktu menunjukan pukul 5 sore,
dan berakhirlah perjalanan kami menjelajah tanah Timor … back to routine. Total
jarak Kupang Kefa yang kami tempuh 197 km, normalnya dapat ditempuh dalam 5 – 5
setengah jam. Namun bagi kami bukan masalah seberapa cepat kami menaklukan
jarak ini, tapi seberapa banyak kami menikmati keindahan alamnya, tidak
terburu- buru karena waktu tidak menjadi masalah. Perjalanan nekad kami, perjalanan dua wanita petualang,
perjalanan dua wanita bersama si kuning untuk menghindari mabuk..hahaha.. telah
meninggalkan banyak kesan mendalam, dan telah terekam di memory saya. Trimakasih K'Selyn telah berbagi banyak pengalaman dengan saya.
Bae sonde bae, Tanah Timor lebe bae..
Lihat juga TIMOR, Kisah di Tanah Kupang
MAAF NUMPANG PROMOSI JUAL BONGKAHAN BATU BACAN DARI MALUKU UTARA,BACAN DOKO DAN PALAMEA (TERNATE DAN HALMAHERA) DI JAMING 100% KEASLIANNYA (Uang kembali kalau bukan batu bacan asli dari maluku utara)
ReplyDeleteDaftar harga sebagai berikut;
✿ BACAN DOKO DARI TERNATE (Maluku Utara)
-Berat 1 Ons Rp 500 Ribu
-Berat 5 Ons Rp 1 Juta 250 Ribu
-Berat 1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu
-Berat 2 Kg Rp 4 Juta 200 Ribu
-Berat 2 Kg Rp 4 Juta
-Berat 5 Kg Rp 7 Juta
-Berat 10 Kg Rp 10 Juta
-Berat 15 Kg Rp 12 Juta
-Harga masih bisa nego dikit mass,setiap pembelian perkilo dapat bonus 1permata batu bacan.
✿ Kondisi bahan ;
– Bahan / rough bacan doko asli bukan sintetis
– Bahan tua (galian lama)
– Hasil tambang sendiri
– Bukan bacan rawatan,tapi murni hasil alam
– Kualitas super kristal, sudah tembus
– Sudah tembus
– Beberapa titik sudah ada yang kristal
– Bahan keras dan padat
– Siap gosok poles
– Daging utuh, tanpa kapur
– Tidak rapuh, tidak mudah pecah / retak
– Deskipsi sesuai apa adanya, harap diperhatikan dengan baik agar tidak ada dusta diantara kita
Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung Hubungi No.HP
081230276652
PIN BB : 2ABA93A1
#.stock terbatas
Siapa cepat dia dapat
Bagi yg merasa sudah minat dan ingin transaksi pembelian dengan kami,
Adapun cara yg kami sediakan:COD bisa silahkan datang ke alamat saya di daerah Halmahera selatan
Alamat:Jl.Rawabadak rt 004 rw 007,desa amasing kota utara kec.Bacan,halmahera selatan maluku utara,dan bagi peminat batu bacan di luar kota bisa kami kirim melalui jasa pengiriman seperti:JNE/TIKI/KANTOR POS,
*Bagi peminat luar kota silahkan dikirim fotmat pemesanang sebagai berikut:
-Nama Lengkap
-Alamat lengkap
-No HP(Hendpoon) yang selalu aktif
-Jika sudah di isi formatnya silahkan CALL/SMS di nmr sebagai berikut:
HP .081230276652
PIN. 2ABA93A1
jika barang sudah kami kirim,kami berikan no.resi pengiriman barang yang anda pesan,dan kami sengaja melayani pembelian luar kota ,kami ingin cari rekan bisnis jual bongkahan batu bacan di luar kota dan siapa tau ada yang minat hubungi kami terimah kasih.Assalamu Alaikum# HATI HATI PENIPUAN
Kak mau tanya kalau dari bandara eltari kupang ke kefamenanu berapa kira2 biayanya jika naik kendaraan umum dan gmn alurny? Thanks kak
ReplyDelete