Mereka bilang, hidup ini bekerja dengan cara misterius. Suatu ketika kamu kehilangan segalanya, dunia serasa runtuh, lalu setelah penantian panjang segalanya kembali lagi padamu. Akankah ?? Orang-orang yang kau sayangi satu persatu akan pergi meninggalkanmu. Takdir selalu punya caranya tersendiri. Dan kau hanya bisa mengenang mereka, jejaknya yang tak mungkin menghilang dari sanubari.
Coretan ini hanya sebagai pengingat, coretan masa di penghujung rindu bahwa disuatu waktu saya pernah memiliki teman masa kecil, saudara, sepupu, sahabat, partner jalan-jalan, JIBRAN. Dia "Yang tak terlupakan"
Coretan ini hanya sebagai pengingat, coretan masa di penghujung rindu bahwa disuatu waktu saya pernah memiliki teman masa kecil, saudara, sepupu, sahabat, partner jalan-jalan, JIBRAN. Dia "Yang tak terlupakan"
31 Mei 2017
Kau Pergi...
Hari terburuk sepanjang hidup. Sama seperti 11 Februari 2016. Panggilan telpon waktu menjelang siang di kedua hari tersebut membawa kabar buruk. Tidak pernah terpikirkan kedatangan saya di UGD RS di kedua hari itu hanya untuk mendampingi dan melepas kepergian mereka yang saya sayangi. Dirimu dan Mama.
Hari terburuk sepanjang hidup. Sama seperti 11 Februari 2016. Panggilan telpon waktu menjelang siang di kedua hari tersebut membawa kabar buruk. Tidak pernah terpikirkan kedatangan saya di UGD RS di kedua hari itu hanya untuk mendampingi dan melepas kepergian mereka yang saya sayangi. Dirimu dan Mama.
Hari ke-4 setelah kau pergi..
ini seperti mimpi, saya bahkan belum bisa membedakan antara nyata dan tidaknya kepergianmu. Rasanya kau ada sekitar, seperti kau hanya pergi jauh, bukan untuk pergi selamanya. Misa malam keempat untuk mengenang kepergianmu, perikop injilnya dari Yohanes 11:1-45 yang menceritakan Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kematian pada hari ke-4 ia dikuburkan. Hari itu saya berharap kau akan mendapat kemuliaan seperti Lazarus.
Hari ke-6 setelah kau pergi..
ini seperti mimpi, saya bahkan belum bisa membedakan antara nyata dan tidaknya kepergianmu. Rasanya kau ada sekitar, seperti kau hanya pergi jauh, bukan untuk pergi selamanya. Misa malam keempat untuk mengenang kepergianmu, perikop injilnya dari Yohanes 11:1-45 yang menceritakan Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kematian pada hari ke-4 ia dikuburkan. Hari itu saya berharap kau akan mendapat kemuliaan seperti Lazarus.
Hari ke-6 setelah kau pergi..
Semua kenangan tentangmu, hal-hal yang pernah kita lewati bersama seperti menari-nari di kepala saat saya membuka mata untuk menjalani hari sampai kembali menutup mata di malam hari. Saya mulai berpikir bahwa saya harus mulai menulis sesuatu tentangmu. Menulis, hal yang malas saya lakukan akhir-akhir ini. Hari itu saya mulai merangkai kata, hanya sekedar mengeluarkan apa yang menumpuk di pikiran. Mulai mengabungkan foto-foto dan video-video perjalankan kita yang kemudian saya upload di media sosial. Karena kata mereka dengan berbagi apa yang kau rasakan, tuangkan dalam bentuk tulisan atau apa saja, mungkin itu sedikit bisa membuatmu lega. Tumpahkan persaanmu sepuas-puasnya karena hanya itu yang kamu perlukan saat ini. Tak peduli apakah mereka yang membaca tulisanmu merasa tersentuh atau mereka mendengarkan ceritamu karena betul-betul peduli pada apa yang kau alami, atau hanya sekedar ingin tahu. Just write and share.
Hey
Jibran, Apa kabar? Bahagiakah kau di tempatmu yang baru?
Ini
hari keenam kau pergi, tapi rasanya kau masih disekitar.
1992,
Kita lahir dan tumbuh besar bersama, saya lahir dua bulan mendahuluimu, tapi
kau selalu menganggap dirimu kakak. Masih teringat waktu kita di Sekolah Dasar,
yang kau lakukan didalam kelas hanyalah mengganggu anak-anak lainnya dan membuat
onar di kelas. Kita yang duduk sebangku tapi selalu berkelahi yang berakhir
dengan saya yang pulang kerumah dengan menangis. Karena sikapmu itu, di kelas
5, kau terpaksa tidak naik kelas. 3 hari sebelum kepergianmu pun, saat kita
duduk bercerita kau masih menyalahkanku karena hal itu, kau yang
tertinggal setahun dari saya. Waktu itu saya katakan kalau 'sang juara kelas
pasti disayangi wali kelasnya, dan sang pembuat onar mendapatkan hukumannya'.
Saya tidak akan minta maaf karena dulu kau memang nakal.
Tahun
berganti, kita meninggalkan tanah kelahiran kita untuk menempuh pendidikan.
Berjuang di tanah perantauan, 2012 saya dikirim ke Makassar secara kebetulan ke
kota tempat dirimu kuliah. Yang kutemui kau bukan lagi sosok anak nakal seperti
dulu, tapi dengan posturmu yang tinggi, kau laki-laki dewasa, menjadi seorang
saudara yang siap menjaga dan melindungi kami, juga sosok seorang sahabat
tempat saya berbagi cerita, karena saya tau rahasiaku aman bersamamu dan
rahasiamu aman bersamaku.
Akhir
2015 saya kembali ke tanah kelahiran kita, kau masih berjuang di semester
terakhir kuliahmu, kau pun tidak sabar untuk pulang.
Saat
kau menyelesaikannya, waktu itu kau dengan bangga mengirim foto-fotomu yang
memakai toga. Perjuangan orang tuamu dan perjuanganmu di perantauan tidak
sia-sia.
2016
kau pulang dan kita memulai petualangan kita.
Entah
hanya jalan2 keliling kota, menertawakan kekonyolan orang-orang yang kita temui
di jalan, atau kau yang akan mengusili gadis-gadis yang kau anggap cantik dan
kita akan tertawa melihat mereka yang salah tingkah. Menelusuri sepanjang pesisir
Pantai Utara hanya untuk melihat sunset ataupun kau yang ingin berenang dan
saya hanya duduk di pantai dan menonton. Pergi ke tempat-tempat yang kita
anggap bagus, mengunjungi keluarga yang tidak pernah kita kunjungi sebelumnya,
dan mengoleksi foto-foto dan video perjalanan kita dan setelahnya mengunggahnya
di media sosial. Katamu kita harus lebih sering jalan-jalan saat sekarang
karena jika nantinya masing-masing kita sudah berkeluarga itu akan sangat sulit
untuk kita lakukan.
Saya
ingat beberapa bulan lalu, saat kau meminta saya untuk membantumu membuat
lamaran pekerjaanmu, dan kau yang langsung diterima, itu membuatku bangga. Lalu
kita berbelanja baju kerjamu, atau saat kau yang kesulitan membuat presentasi
dan kita akan begadang semalaman untuk menyelesaikannya, dan setelahnya kau
dengan bangga datang dan menceritakan kalau presentasimu membuat orang-orang
terkesan. Pribadimu yang hangat membuatmu cepat akrab dengan rekan-rekan
kerjamu, semua mereka yang saya temui selalu menceritakan dirimu yang ramah,
humoris, tua muda semua kau rangkul, juga kau yang mendedikasikan dirimu untuk
pekerjaanmu walaupun imbalannya belum setimpal dengan pengorbananmu. Kau pernah
mengeluh karena itu, harus menempuh perjalanan jauh ke pelosok-pelosok desa
karena tuntutan pekerjaanmu, saya hanya katakan "untuk suatu kebahagiaan
kita perlu bersakit-sakit dahulu". Kau pun bersabar.
Sesibuk
apapun kita, Sabtu dan Minggu atau hari libur adalah waktunya jalan-jalan.Seminggu
sebelum kepergianmu kau memintaku untuk menemanimu ke tempat kerjamu, karena
saya libur. Menunggumu selesai bekerja dan setelahnya kita mulai jalan-jalan
kesekitar mencari pemandangan bagus. Laut dan pantai selalu jadi tujuan kita.
Kau yang sebelumnya hanya membiarkan saya menyetir dulu diawal petualangan
kita, hari itu kembali membiarkan saya menyetir saat perjalanan pulang kerumah.
Dengan santai kau duduk di boncengan dan mulai membuat lelucon, kita tertawa
sepanjang perjalanan..Itu adalah jalan-jalan terakhir kita.
Kita
pernah jatuh bersama, tapi jatuhmu kali ini membuatmu pergi untuk selamanya.
Saat kau memegang tanganku erat berjuang melewati masa kritismu, lalu saat air
matamu jatuh perlahan- lahan ingin rasanya saya mempunyai kekuatan super untuk
menyembuhkanmu, membantumu dengan memberi kekuatan, seperti yang selalu kita
lakukan, saling mendukung. Namun saya hanya berdoa agar ada mujizat, kau akan
kuat melewatinya dan berkumpul bersama kami. Saya
tahu, semua keluarga tahu, bahwa ini bukan inginmu untuk meninggalkan kami, kau
laki-laki kuat, sulung harapan keluarga, penghangat suasana rumah, kau
menyayangi kami, berjuang untuk kami, jiwamu kuat dan kau tidak akan pergi
begitu saja, namun ragamu terus melemah dan Tuhan pun memanggilmu. Kami
hancur..
JIBRAN.
Nama yang kau pilih sendiri. Katamu Jibran dari Jibrail, Malaikat
Gabriel...yahh..saat ini mungkin dirimu sudah bergabung dengan para malaikat.
Kau pernah bilang salah satu impianmu adalah memiliki istri yang cantik
wajahnya juga cantik hatinya. Dulu saat mendengar katamu, saya hanya tertawa
dan berkata kalau akan sangat sulit menemukan wanita seperti itu di jaman
sekarang. Sekarang saya yakin kau bertemu dengan pengantin impianmu
karena di tempatmu sekarang, di Surga sana, banyak wanita dengan tipemu.
Kita
pernah membayangkan akan menjadi orang sukses nantinya, masing-masing kita akan berkeluarga dan menua bersama.
Tidak pernah terpikirkan saya akan mendampingimu disaat kau menghembuskan nafas
terakhirmu, membuat karangan bunga untukmu, melihat namamu terukir di kayu
salib itu, menyalakan lilin di tempat peristirahatanmu, dan menulis cerita kita
disini. Tidak pernah.
Jib,
dari semua video perjalanan yang saya upload di instagram, favorit kita adalah
video Palue. Kau tau, itu bukan lagi favorit saya karena favorit saya sekarang
adalah video ini.
Hari ke-18 setelah kau pergi.
Setiap Sabtu saya akan mengunjungi tempat peristirahatanmu. Itu Sabtu yang ketiga setelah kau pergi. Sabtu dan Minggu bukan waktunya jalan-jalan lagi. Malam minggu kami semua
keluarga akan berkumpul untuk mendoakanmu sesuai agama dan adat kita. Dulu jika
berkumpul seperti ini, selalu ada canda dan tawa, selalu ada game yang kita mainkan. Kali ini hanya ada muka-muka
sedih dan isak tangis yang masih terdengar. Minggu sore saya kembali ke kota, sendirian, tidak ada kau yang
menemani. Sepanjang jalan selalu ada kenangan yang kita ukir, itu menjadikan perjalanan itu penuh air mata.
Hari ke- 45 setelah kau pergi..
Tanggal 15 Juli 2017, Hari Ulang Tahun Kelahiranmu. Seharusnya kita akan merayakannya dengan bakar-bakar ikan atau jalan-jalan ramai ke pantai, hal yang sudah kita rencanakan. Hari itu kami mengingatmu dengan berdoa di tempat peristirahatanmu. Bersyukur atas kelahiranmu 25 tahun silam yang telah banyak memberi kebahagiaan untuk orang-orang disekitarmu.
Hari ke-51 setelah kau pergi...
Perayaan misa memperingati kepergianmu atau sesuai adat kita "Sumana Pitu" dilaksanakan. Seluruh keluarga, kerabat, sahabat , dan kenalanmu kembali berkumpul untuk mendoakanmu. Pada momen ini kami iklas. Saya tidak lagi menyalahkan sopir pick up itu, atau marah kenapa hari itu kamu tidak memakai helm, atau kenapa Tuhan begitu cepat memanggilmu?.
Setelahnya masing-masing akan kembali pada kesibukannya masing-masing. Menjalani hidup seperti biasa, mungkin akan sibuk dan perlahan akan mulai melupakanmu.
1 Tahun setelah kau pergi..
Semuanya berbeda tanpamu. Tapi kami telah berusaha mengatasi space yang kosong setelah kepergianmu. Bagaimanapun Life must go on. Mereka bilang bahwa waktu bisa mengobati segalanya adalah bohong. Tidak akan ada yang bisa mengobati rasa kehilangan, tidak ada. Satu-satunya cara adalah menerima bahwa memang ada satu bagian dalam hidupmu yang tidak akan pernah utuh lagi, dan percaya bahwa semua orang akan mengalaminya. Life suck and full of mysteries. Yahh...hanya menerima bahwa semua yang terjadi dalam hidup adalah rencana Tuhan. You just live and Learn.
Maumere.
Akhir Mei 2018.
Setelahnya masing-masing akan kembali pada kesibukannya masing-masing. Menjalani hidup seperti biasa, mungkin akan sibuk dan perlahan akan mulai melupakanmu.
1 Tahun setelah kau pergi..
Semuanya berbeda tanpamu. Tapi kami telah berusaha mengatasi space yang kosong setelah kepergianmu. Bagaimanapun Life must go on. Mereka bilang bahwa waktu bisa mengobati segalanya adalah bohong. Tidak akan ada yang bisa mengobati rasa kehilangan, tidak ada. Satu-satunya cara adalah menerima bahwa memang ada satu bagian dalam hidupmu yang tidak akan pernah utuh lagi, dan percaya bahwa semua orang akan mengalaminya. Life suck and full of mysteries. Yahh...hanya menerima bahwa semua yang terjadi dalam hidup adalah rencana Tuhan. You just live and Learn.
Rest
in Peace Bro.
Love
you no matter what.
Miss
you every single day..
Maumere.
Akhir Mei 2018.
No comments:
Post a Comment