Akhir-akhir ini Bupati Sikka sering memperkenalkan Program Bela-Beli Sikka. “Bela-Beli Sikka” adalah konsep wujud upaya membangun perekonomian sendiri. Bela Beli Sikka memberi dukungan dan sekaligus sebagai tekad dan wujud keberpihakan dan pembelaan Pemerintah Kabupaten Sikka kepada seluruh komponen yang ada baik petani, pelaku UMKM, Koperasi, BUMD, Perusahaan, dan seluruh masyarakat Sikka dengan memanfaatkan, menggunakan, mengkonsumsi, membeli, dan mengembangkan serta mencintai produk-produk lokal dalam rangka mewujudkan kemandirian dan kedaulatan ekonomi lokal Kabupaten Sikka. “Bela-Beli Sikka” secara prinsip mendukung rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kabupaten Sikka Tahun 2019–2023.
Berdasarkan ”master plan percepatan pembangunan ekonomi kabupaten sikka” hasil kajian oleh Tim Peneliti P2EB Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM” , Sektor unggulan yang potensial dikembangkan adalah:
- · Pengembangan Agroindustri berbasis Kakao
- · Pengembangan Agroindustri berbasis Kelapa
- · Pengembangan Agroindustri berbasis Jambu Mente
- · Pengembangan Minapolitan
- · Pengembangan Pariwisata berbasis Ecotourism
- · Tata kelola pemeritahan yang baik melalui E-government
1. Pengembangan Agroindustri Kakao
Luas Areal dan produksi Tanaman Kakao di Kabupaten Sika 22.966 Ha dengan Jumlah Produksi 8864,3 Ton. Komoditi Kakao yang paling banyak diproduksi di Kecamatan Hewokloang 1.149 ton dan Kecamatan Nita sebesar 1.379 ton. Namun, dua kecamatan tersebut perlu mengintensifkan lahan agar Dua kecamatan tersebut memiliki paling banyak lahan yang menghasilkan kakao hingga seribu hektar.
Oleh karena itu perlu membuat usaha hilir
berbasis kakao di dua kecamatan tersebut. Industri yang bisa dikembangkan
antara lain:
-
Industri cocoa liquir (cokelat cair)
-
Industri cocoa butter (mentega cokelat)
-
Industri cocoa cake
-
Industri cocoa powder (bubuk cokelat)
Untuk menunjang ketersediaan bahan baku
perlunya dukungan dari kecamatan lain agar supply bahan baku tidak dipenuhi
hanya dari dua kecamatan tersebut dengan pemberian
Pendampingan oleh pemerintah dilakukan dengan
pendampingan produksi dan pemasaran yaitu melalui program pengembangan industri
pengolahan hasil dari hulu ke hilir, pendampingan kualitas produk.
Dengan melihat begitu besarnya potensi kakao yang dimiliki oleh Kabupaten Sikka, maka diperlukan strategi untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Sikka terutama investasi dalam bentuk pendirian pabrik pengolahan terutama untuk agro industri hilir kakao., atau mendorong kelompok UKM berbasis industri kakao.
2. Pengembangan Agroindustri berbasis Kelapa
Luas
Areal Tanaman Kelapa di Kabupaten Sikka 19.125
Ha dengan jumlah produksi
10.690 ton. Komoditi Kelapa yang
paling banyak diproduksi di Kecamatan Nita dan Lela.
Dengan
produksi kelapa sebesar 10.690 ton, perlu diintensifkan agar kelapa menjadi
produk unggulan sikka. Pengembangan produk unggulan industri kelapa dilakukan
melalui diversifikasi produk seperti : VCO,
minyak goreng kelapa, minuman
isotonic, coconut milk/santan, nata de coco, selain itu pembuatan matras dari
sabut kelapa, dan batang kelapa untuk pembuatan mebel dan furniture.
Produk
yang menjadi tren adalah VCO tidak hanya menjadi minyak oles biasa tapi produk VCO bisa terdiferensiasi kedalam
berbagai produk menjadi sabun mandi, moisturizing
lotion, lulur mandi, lotion, dan massage lotion.
Pengusaha
sukses harus didatangkan ke Sikka agar mampu merangsang produksi VCO di Sikka.
Apabila
ini dikembangkan di Sikka tentunya akan muncul kisah sukses para pengusaha VCO
dari Sikka.
3. Pengembangan Industri Jambu Mete
Luas Areal Tanaman Kelapa Jambu Mente di Kabupaten Sikka Jambu mente 21 223 Ha dengan produksi 9936,22 ton. Produksi Jambu Mete disetiap kecamatan cukup merata.Progam pengembangan agrobisnis jambu mete dengan penguatan industri hulu dan hilir tanaman jambu mete. Pohon industri jambu mete:
-
Bagian batang digunakan sebagai arang,
-
daunnya sebagai bahan makanan ulat sutra.
-
Buah jambu mete bagian dagingnya dapat diolah
menjadi selai dan sari buah/jus. Jus
tersebut bisa dibuat dalam kemasan atau menjadi welcome drink di hotel.
-
Bijinya dapat dimanfaatkan dengan pembangunan industri.
Kulit biji dijadikan minyak rem.
Biji Mete kupas dapat diolah menjadi makanan
khas Sikka dikonsumsi oleh penduduk Sikka dan wisatawan.
Mete juga digunakan sebagai pelengkap
produk-produk cokelat.
Ketersediaan kakao dan mete di Sikka menjadi
nilai plus untuk menarik pabrik cokelat untuk mendirikan pabrik cokelat di
Sikka.
4. Pengembangan Minapolitan
Pembangunan
sektor kelautan dan perikanan dengan konsep minapolitan yakni dengan pendekatan
dan sistem manajemen kawasan cepat tumbuh layaknya kota. Dengan pendekatan
kawasan kluster produksi,
Peluang investasi di sikka:
-
industri pengalengan ikan
jenis produk dari industri ini adalah ikan
kaleng dan ikan beku. Dengan peluang investasi adalah fasilitas pengolahan
makanan (pabrik) dan kapal penangkapan ikan dengan kapasitas lebih dari 30
gross ton Menjadikan tuna dan cakalang sebagai hasil utama Sikka sehingg.a
fokus pengolahan ikan dan pengalengan ikan adalah pengembangan tuna dan
cakalang
-
industri pengolahan ikan
jenis produk dari industri ini adalah snack
ikan, abon, ikan kering yang dikemas.
-
industri rumput laut
jenis produksi adalah keragihan, seperti
rumput laut kering.
program
aksi yang dibutuhkan untuk mengembangkan minapolitan adalah:
-
-
Terdapat unit produksi , pengolahan,
pemasaran dan jaringan usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan atau
memasarkan yang terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai mata rantai
produksi pengolahan dan pemasaran yang saing terkait.
-
Pembangunan fasilitas pendukung berupa
aksebilitas terhadap pasar, permodalan, sarana dan prasarana produksi dan
pengolahan
-
Pengembangan komunitas lokal yang mengelola
kawasan minapolitan
-
Meningkatkan promosi baik melalui pameran
usaha, suatu kampanye untuk memakan hasil perikanan, atau melalui sistem
website
5. Pengembangan Pariwisata berbasis Ecotourism
Pengembangan dapat dilakukan dengan menjual
paket wisata yang bekerja sama dengan kabupaten/kota lain di provinsi NTT dan
Bali. Paket wisata yang dijual bisa berupa wisata alam, wisata budaya, dan
wisata rohani.
Ecotourism dalam penyelenggaraannya dilakukan dengan kesederhanaan, memelihara keaslian alam dan lingkungan, memelihara keaslian seni dan budaya, adat-istiadat, kebiasaan hidup the way of life), menciptakan ketenangan, memelihara flora dan fauna, serta terpeliharanya lingkungan hidup sehingga tercipta keseimbangan antara kehidupan manusia dengan alam sekitarnya.
Ada 4 unsur penting dalam ecotourism yakni pro-aktif, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup, keterlibatan penduduk lokal, unsur pendidikan. Wisatawan yang datang tidak hanya untuk menikmati alam sekitarnya tetapi juga mempelajarinya sebagai peningkatan pengetahuan dan pengalaman.Perlu adanya slogan promosi daerah seperti “Sikka, The Paradise Of East Nusa Tenggara”
Salah satu produk khas yang sudah menjadi potensi unggulan di Sikka namun belum digarap secara maksimal yakni “moke”. Pemerintah daerah Sikka berkomitmen untuk mengembangkan produk olahan moke. Untuk meningktkan kualitas dan harga moke, prroduk moke dikemas dalam kemasan botol yang menarik dan penetapkan kadar alkohol label SNI.
Dengan konsep ‘BELA BELI SIKKA” yang berasaskan ideologi ekonomi kerakyatan maka, terhadap 324 UKM di Kabupaten Sikka yang mempunyai keterbatasan untuk mengembangkan usaha dan bahwa produk lokal yang beredar di Sikka agar mempunyai daya saing pangsa pasar lokal, nasional dan internasional, perlu kebijakan Pemerintah Daerah yang memberi dukungan mulai dari bahan baku, pengembangan usaha, pemasaran, tenaga kerja, kepemilikan hak atas kekayaan intelektual, sertifikasi dan standardisasi serta keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dalam memajukan usaha produk lokal. Juga Perlu dikuatkan dengan adanya Perda tentang Perlindungan Produk Lokal. Perda ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi yang terlindungi, dan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat Sikka juga didorong untuk mencintai dan menggunakan produk lokal, dengan demikian kemandirian ekonomi bisa terwujud.
No comments:
Post a Comment